Para Sahabat sangat teliti dalam menerima Hadis dari Rasulullah Saw., sehingga tidak semua Sahabat mampu meriwayat Hadis dari Rasulullah, hanya sebagian kecil saja dari mereka. Meskipun mereka termasuk diantara Sahabat yang paling dekat dengan Rasul, namun disebabkan ketelitian dan ketakutan para Sahabat di dalam menerima Hadis Rasul Saw., sehingga tidak terjadi pemalsuan di dalam Hadis Nabi Saw. Para Sahabat semuanya terpercaya, namun rasa kekhawatiran tetap timbul di dalam jiwa mereka dalam memperhatikan asal-usul Agama.
Diantara gambaran ketelitian para Sahabat di dalam meriwayatkan Hadis, antara lain:
1. Abu Bakar Siddiq ra.
Abu Bakar tidak menerima Hadis tanpa dua orang saksi. Dalam sebuah Hadis riwayat Imam Bukhari: “Seorang nenek bertanya pada Abu Bakar tentang haknya dalam warisan, Abu Bakar menjawab: tidak pernah saya dapati Rasulullah Saw. memberikan hak warisan kepada nenek, lalu berdirilah seorang Sahabat yang bernama Muhgirah bin Syu’bah, lalu
berkata: saya mendengar Rasulullah memberikan haknya 1/6, lalu Abu Bakar meminta seorang saksi untuk membenarkan riwayat Muhgirah tersebut, maka berdirilah seorang Sahabat yang bernama Muhammad bin Maslamah lalu berkata: benar ucapan Mughirah, lalu Abu Bakar melaksanakan kandungan Hadis tersebut sesuai dengan Hadis riwayat Mughirah". (HR. Bukhari & Muslim).
2. Umar bin Khattab ra.
Hadis riwayat Imam Bukhari dari Sa'id al-Khudri: “Aku berada di dalam perkumpulan orang Anshar tiba-tiba datang Abu Musa al-Asy’ari dalam keadaan sedih, lalu ia berbicara: Aku ziarah ke rumah Umar bin Khattab dan aku mengetok pintunya 3 kali, akan tetapi tidak dibuka, lalu aku kembali. Pada suatu hari aku ditanya oleh Umar kenapa kamu kembali? aku menjawab: Aku sudah mengetok pintu rumahmu 3 kali, akan tetapi kamu tidak membukanya, sebab aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: apabila seseorang minta izin 3 kali, kemudian tidak diberikan izin, maka hendaklah ia kembali, Umar berkata: siapa saksi atas kebenaran Hadis ini?, berdirilah Ubai bin Ka'ab lalu memberitahukan kepada Umar bahwasanya Rasulullah pernah berkata demikian, lalu Umar berkata: Aku bukan menuduhmu (Abu Musa al-Asy'ari) berdusta akan tetapi aku takut orang mengatakan perkataan Rasul yang tidak pernah diucapkan-Nya sama sekali". (HR. Bukhari & Muslim).
3. Ustman bin Affan ra.
Hadis diriwayatkan oleh Busri bin Sa’id, menjelaskan tentang sifat wudhu Rasul: "Rasulullah berwudhu berkumur-kumur dan istinsyâq, kemudian membasuh muka dan dua tangan 3 kali dan menyapu kepala dan membasuh dua kaki 3 kali, kemudian berkata: Aku melihat Rasulullah berwudhu demikian, lalu Usman berkata kepada sekelompok Sahabat: apakah betul demikian? para Sahabat menjawab: benar! dengan pernyataan para Sahabat tersebut Usman merasa puas dan mengakuinya". (HR. Ahmad & Darul Qutni).
4. Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam sebuah riwayat Imam Ali berkata: "Apabila aku mendengar Hadis dari Rasulullah secara langsung aku menerimanya, namun apabila aku dengar dari orang lain, maka lebih dahulu aku suruh ia bersumpah, jika ia bersumpah barulah aku menerimanya". (HR. Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah).
2. Umar bin Khattab ra.
Hadis riwayat Imam Bukhari dari Sa'id al-Khudri: “Aku berada di dalam perkumpulan orang Anshar tiba-tiba datang Abu Musa al-Asy’ari dalam keadaan sedih, lalu ia berbicara: Aku ziarah ke rumah Umar bin Khattab dan aku mengetok pintunya 3 kali, akan tetapi tidak dibuka, lalu aku kembali. Pada suatu hari aku ditanya oleh Umar kenapa kamu kembali? aku menjawab: Aku sudah mengetok pintu rumahmu 3 kali, akan tetapi kamu tidak membukanya, sebab aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: apabila seseorang minta izin 3 kali, kemudian tidak diberikan izin, maka hendaklah ia kembali, Umar berkata: siapa saksi atas kebenaran Hadis ini?, berdirilah Ubai bin Ka'ab lalu memberitahukan kepada Umar bahwasanya Rasulullah pernah berkata demikian, lalu Umar berkata: Aku bukan menuduhmu (Abu Musa al-Asy'ari) berdusta akan tetapi aku takut orang mengatakan perkataan Rasul yang tidak pernah diucapkan-Nya sama sekali". (HR. Bukhari & Muslim).
3. Ustman bin Affan ra.
Hadis diriwayatkan oleh Busri bin Sa’id, menjelaskan tentang sifat wudhu Rasul: "Rasulullah berwudhu berkumur-kumur dan istinsyâq, kemudian membasuh muka dan dua tangan 3 kali dan menyapu kepala dan membasuh dua kaki 3 kali, kemudian berkata: Aku melihat Rasulullah berwudhu demikian, lalu Usman berkata kepada sekelompok Sahabat: apakah betul demikian? para Sahabat menjawab: benar! dengan pernyataan para Sahabat tersebut Usman merasa puas dan mengakuinya". (HR. Ahmad & Darul Qutni).
4. Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam sebuah riwayat Imam Ali berkata: "Apabila aku mendengar Hadis dari Rasulullah secara langsung aku menerimanya, namun apabila aku dengar dari orang lain, maka lebih dahulu aku suruh ia bersumpah, jika ia bersumpah barulah aku menerimanya". (HR. Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah).
0 komentar:
Posting Komentar