Sebagai pengantar renungan, akan saya hadirkan sebuah pertanyaan uantuk diri pribadi, yakni ketika saya diberi pilihan untuk menikah dengan tetangga (konteks Indonesia) tetapi ia sangat kuat dengan ortodoksi agama lain (selain islam), atau saya menikah dengan orang eropa tetapi ia sangat kental dengan ortodoksi islamnya, bagi saya pertanyaan in sangat berat untuk dijawab, karena jika saya harus menikah dengan tetangga, maka saya menggadaikan keimanan, tetapi kalau saya menikahi orang eropa konsekwensi logis dari pernikahan sulit untuk saya penuhi (termasuk didalamnya masalah budaya, ekonomi, etika dll), namun sebagai seorang muslim saya dengan yakin bahwa aku akan dibimbing oleh pertolongan Allah maka pilihan kedualah yang akan saya pilih.
Itu jawaban saya, bagaimana jawaban pembaca?
Dari jawaban diatas muncullah sesuatu yang sangat menakjubkan, yakni bagi saya agama tidak akan terbatasi oleh apapun termasuk mengenai perbedaaan yang sangatlah tidak mungkin bisa saya penuhi (kondisi sekarang) tetapi agama tetap menjadi pilihan nomor satu…
Study sejarah agama – agama merupakan suatu hal yang sangat berarti bagi saya, karena setelah selesainya kajian sejarah agama – agama ( di Indonesia), ternyata membenarkan apa yang ada dalam benak pikiran saya, yakni secara horizontal, seluruh agama itu mengajarakan sesuatu yang baik, namun secara vertical keberadaan agama lain harus ditolak dalam kaitannya ketauhidan.
Namun disini yang menarik bahwa semua agama itu dengan berbagai ajarannya mengisyaratkan sebuah jalan kebaikan bagi seluruh pengikutnya, kita sama – sama tau jika agama hindu kuat dengan ajaran manunggaling kawulo lan gusti (semua yang ada didunia ini berasal dari tuhan), agama budha kental dengan ajaran bahwa asal atau kunci fitrah manusia adalah penderitaan, sehingga mewajibkan manusia untuk keluar dari penderitaan tersebut, agama katolik dan protestan sibuk dengan dogma penebusan dosa oleh sang yesus. Dan terakhir agama Islam ini yang segalanya berbalik seratus delapan puluh derajat dari apa uyang di ajarkan oleh agama – agam lain yakni ketika agama budah menyatakan bahwa manusia sejatinya itu adalah sebuah penderitaaan, maka islam membarikan dogma pada pengikutnya bahwa manusia itu dilahirkan dalam keadaan suci dari berbgai hal apapun.
Di lain sisi ketika ajaran agama katolik dan protestan yang sibuk dengan penebusan dosa oleh yesus, maka islam mneyatakan secara tegas bahwa semua manusia itu punya amal sendiri – sendiri dan akan di pertanggung jawabkan sendiri – sendiri pula, hal ini sesuai dengan apa yang termakstub pada surat Al – Zalzalah ayat 7 – 8.
Selain itu islam sendiri tidak hanya sibuk dengan keadaan dogmatiknya saja, tetapi juga memberikan bekal yang begitu komprehensif mengenai keadaan normatifnya, sehingga tidak ada sesuatu yang masih ganjil dalam persoalan – persoalan baik yang berkaitan dengan agama maupun konsekuwensi logis manusia sebagai makhluk yang social.
Demikian sedikit renungan yang aku lakuan mudah – udahan semakin aku temukan bahwa agama itu mewajibkan selain mengatur tata cara berinteraksi dengan tuhan juga kepada sesame manusia, artinya tidak ada lagi perilaku (etika / akhlaq) dalam kehidupan sehari – hari yang tidak sesuai atau kontradiktif dengan ajaran agama.
0 komentar:
Posting Komentar