Pendahuluan
Perkembangan Zaman kian pesat, persaingan bisnis dimana – mana semakin mewabah. Pertumbuhan perekonomian semakin terjepit, Serta semakin dekatnya Perdagangan bebas pengaruh krisis global yang merambah dunia, maka pengangguran dan PHK masal ada dimana – mana. Tidak menutup kemungkinan yang terjadi di wilayah kita. Dengan segala keterbatasan modal yang dimiliki, berbagai usaha apapun bisa dilaksanakan demi memenuhi taraf hidup yang layak.
Usaha yang ditekuni ini, merupakan salah satu bidang Pertanian, lebih tepatnya ”Budidaya Jamur Tiram”. Meskipun persaingan ada dimana – mana, Namun kita harus yakin bahwa Jamur Tiram ini adalah kebutuhan pokok sehari – hari yang tidak tergantung dengan musim, artinya tiap hari Panen Khususnya dalam pengolahan bahan makanan. Dan sampai saat ini Jamur Tiram masih tetap laris manis dikalangan masyarakat.
Dengan keterbatasan modal yang ada, untuk budidaya Jamur Tiram sangatlah cocok untuk ditekuni. Apalagi jika kita tekun, yakin dan pasti menjalani akan meraup keuntungan yang lumayan. Sekali lagi Kami menyemangati anda untuk berwira usaha…. “Jadilah Wira Usahawan Sejati” rubah dan siap mendirikan Ladang – ladang Bisnis.
Topik
Gambaran tentang jamur tiram, mungkin sudah tidak asing lagi untuk kelas jamur ini. Namun jamur ini merupakan salah satu dari jenis jamur yang ada yang sangat digemari dikalangan masyarakat nasional. Adapun beberapa jenisnnya yaitu :
Jamur tiram putih (Pleurotus sp, Jamur Shithake, Jamur tiram ungu dll.
Banyak sekali manfaat dan kandungan dalam jamur tiram, menurut ahli biologi dan Gizi pangan bahwa mengandung karbohidrat (50,59 %), protein (5,94 %), serat (1,56 %), dan abu (1,14 %), dengan kandungan lemak sangat rendah (0,17 %). Setiap 100 gram jamur tiram segar mengandung 45,65 kalori, 8,9 mg kalsium, 1,9 mg besi, 17,0 mg fosfor, 0,15 mg vitamin B1, 0,75 mg vitamin B2, dan 12,40 mg vitamin C. lain lagi juga meneliti bahwa kandungan protein sekitar 10 – 30%, vitamin C36 –58 mg/100 gram (kondisi kering, vitamin B2 4.7 – 4.9 mg/100g.
Jamur Tiram merupakan jenis jamur kayu, artinya jamur ini hidup dan dibudidyakan dengan serbuk gergajian. Serbuk gergajian ini juga yang tidak mengandung getah, bisa juga dengan sekam atau ampas tebu.
Teknis
Sebelum kita memulai budidaya, hal yang perlu disiapkan yaitu :
1. Rumah Jamur (Kumbung yang nantinya tempat Media Jamur Tiram).
Rumah jamur ini bisa dibuat sesederhana mungkin, minimal dengan Gribig (jawa) gubug mini. Dalam arti dalam ruangan memiliki ventilasi udara buat sirkulasi yang bisa di buka dan ditutup (untuk menjaga suhu dalam ruangan stabil). Menjaga kebersihan ruang dan jauh dari gangguan hama, namun lebih bagus lagi bila dalam ruang tertutup. Dan Luas Rumah ini mempengaruhi jumlah panen nantinya.
2. Rak/Tempat Media
Penataan media jamur bisa diatur dengan cara ditidurkan/miring, dengan digantung dan berdiri. Ada beberapa keuntungan dalam penataan tidur/miring, yaitu kotoran yang jatuh dari atas tidak akan langsung masuk ke media, perawatan lebih mudah, proses panen lebih gampang, daya tampung ruang bisa lebih banyak dan bisa meminimalkan dalam pembuatan kandang.
3. Bahan Baku & Perlengkapannya.
Bahan dan pendukung lainnya untuk jamur tiram ini mudah dujumpai dilingkungan kita. Dan proses Pembuatan media sampai pertumbuhan Myselium minimal tingkat kegagalan 5 - 20% (Tergantung Proses inokulasi dan Sterilisasi) dimungkinkan kegagalan pasti ada. Namun untuk Praktisnya pembuatan Medi/Baglog bisa memesan media semai di Petani-petani Jamur Profesional/berpengalaman. Tingkat kegagalan 0,2% malah lebih praktis demikian, kita tinggal beli dan menunggu beberapa minggu sudah bisa menikmati hasilnya. Berbeda dengan membuat sendiri, mulai dari “0” namun bila anda ingin membuat sendiri bahannya yaitu :
a. Serbuk gergajian non getah, lebih baik menggunakan serbuk gergajian Kayu Albasia.
b. Bekatul/dedak pakan ayam 15 - 20% (perbandingan bahan utama). Bahan ini sebagai suply makanan pokok yang memiliki nutrisi tinggi bagi jamur tiram.
c. Kalsit/kapur (CaCl3)1% (perbandingan bahan utama)bisa lebih, tergantung keasaman air, untuk menetralisir keasaman kadar air berkisar pH 6 – 7,2 bisa dicek menggunakan kertas lakmus.
d. Tepung Tapioka 5% (perbandingan bahan utama),bisa tepung jagung, Biji Milet, bisa juga Vitamin B kompleks. Hal ini tidak mutlak.
e. Gypsum1% (perbandingan bahan utama). Berfungsi hanya untuk memadatkan media agar tidak mudah hancur, ini juga tidak mutlak dipakai.
f. Air. Untuk mencapur kosentrat keseluruhan dengan perbandingan 34-35%.
Diluar dari bahan baku utama pembuatan media, bahan pendukung lain adalah Plastik tahan panas sebagai wadah capuran bahan baku bisa menggunakan ukuran 15 x 25 ; 17 x 30 ; 18 x 35 dengan ketebalan antara 0,3 – 0,5 atau bisa menggunakan jenis yang lainnya. Bibit Jamur Tiram, Ring pralon/bambu untuk jalan keluarnya jamur, karet dan kertas/kapas sebagai penutup ring, Stick stainless steel buat mengambil bakal koloni jamur tiram, Alkohol 70%, lampu spritus, Drum besar buat tempat pesturasi/pengukusan media dan mensterilkan dari penyakit, plastik penutup drum+perlengkapannya sehingga media bisa disusun rapi sampai 2,5 meter. Bisa juga dengan cara lain.
Jadi pada dasarnya pembuatan media siap semai ada 4 tahapan yang harus di tempuh :
a. Pengisian Bahan Baku ke kantung Media.
b. Pessturasi/dikukus selama 8-9 Jam kemudian didinginkan selama ± 8 Jam.
c. Pembibitan.
d. Inokulasi bibit, pertumbuhan bakal Mycelium selama ± 30 - 60 Hari.
Inokulasi Bibit/setelah diisi bibit.
Setelah semua proses diatas selesai, proses selanjutnya adalah masa perkembangan bakal mycelia-mycelia. Pertumbuhan mycelium akan terlihat 3 hari setelah pembibitan, yang ditandai dengan merambatnya bakal koloni bibit yang ditanam berwarna putih menyerupai rambatan akar putih. Hal ini berarti adanya pertumbuhan dalam media tersebut. Dalam proses inkubasi setelah pembibitan, sebenarnya pertumbuhan dan suhu yang diperlukan tidak kurang dari 22ºC dan tidak lebih dari 35 ºC. Dan penempatan media sebaiknya di tempat yang gelap/redup, jauh dari penyakit. Karena masa-masa pertumbuhan, ini benar-benar dimanja dan diperhatikan.
Akan tetapi bila rambatan bakal mycelium selama 2 minggu tidak menunjukan tanda-tanda rambatan semacam itu, maka di khawatirkan kegagalan dalam pertumbuhan mycelium.
Ada beberapa faktor kegagalan dalam pembibitan, diantaranya proses pengukusan yang panasnya tidak merata/kurang, adonan dan bahan baku yang tidak sesuai dengan kriteria, sterilisasi dalam pembibitan yang kurang terjaga.
Dari tanda-tanda media yang gagal, biasanya muncul jamur liar, perubahan warna media yang kehijauan dan bahkan hitam, muncul semacam lendir putih.
Media berhasil dan dikatakan oke, pertumbuhan mycelium makin hari makin merambat dan full mycelium. Setelah selah mycelium full atau minimal 80% – 100%, penutup kertas/kapas dilepas. Hal ini untuk merangsang oksigen masuk kedalam media dan sel-sel baru dari media agar cepat dan lekas tumbuh, dan setelah tumbuh ditandai munculnya koral-koral kecil menyerupai terumbu karang.
Perawatan
Munculnya jamur kecil semacam koral, perawatan relatif sedikit santai. Pertama suhu yang paling utama dijaga dan pertahankan 22-30 ºC, lakukan penyiraman pada lantai pagi dan sore atur kelembaban ruang 60 – 80%. Semprotkan ruang dengan pengembunan, bisa menggunakan spray kabut yang banyak dijual di toko pertanian. Lakukan penyemprotan dan penyiraman secara rutin Pagi dan Sore hari, terlebih bila cuaca/musim kemarau lebih ditingkatkan lagi. Bila waktu penghujan/musim dingin, kurangi sedikit penyiraman dan atur suhu ruang dengan buka/tutup vebtilasi. Bila tidak, jamur yang dihasilkan akan terlalu basah/kering. Hal ini kualitas jamur akan terlihat jelek dan mudah busuk.
Bersihkan akar dan sisa-sisa pemanenan, agar tidak mengganggu pertumbuhan jamur berikutnya. Jamur tiram ini sangat disukai beberapa hama, seperti Ulat, Semut, Kecoa dan binatang kecil lainnya. Solusinya, pisahkan media yang sudah terjangkit penyakit demikian. Bila dalam ruang terlampau banyak semut dll, usahakan kebersihan baglog terjaga. Alternatif terakhir, bila hama masih muncul lakukan penyemprotan dengan Kaporit yang dilarutkan dengan air atau alternatif yang paling akhir dengan pestisida (jangan terlalu berlebih, dan cuci jamur yang tersemprot) hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan manusia!!!
Kesimpulan
a. Dari berbagai Jamur yang ada di Indonesia, Jamur Tiram memiliki prospek yang cerah untuk Berbisnis. Dikarenakan jamur merupakan pangan yang tidak akan berhenti dan memiliki produk-produk olahan, tidak sebatas konsumsi jamur saja bisa di aplikasikan berupa olahan Jamur Tiram Bakwan, Bakso Jamur, Crispi, Pepes, Campuran mie/nasi goreng, Kripik dll.
b. Budidaya yang mudah dan menguntungkan, dan juga ikut serta dalam program pemerintah mengentaskan kemiskinan.
c. Cara praktis meraup keuntungan dan berwirausaha.
“…… lebih baik kita tidak digaji dari pada kita digaji, karena kalo tidak digaji sama dengan kita menjadi pengusaha yang Ekonomis dan tidak mengharap kenaikan, tunjangan dll. Tapi kita bisa memperkaya dan memperluas lahandan ladang-ladang Bisnis ……”
-Mario Teguh (gajiku bukan uangku)-
Tips dan Trik
• Lakukan sirkulasi dalam penggantian media, kasih selang 1 bulan biar hasil panen stabil.
• Berusahalah dan belajar terus dalam campuran media, untuk mengetahui bahan-bahan yang terbaik untuk Jamur Tiram anda dan memiliki kwalitas yang bagus.
• Penyiraman dan penyemprotan dilakukan rutin/tergantung iklim, sehingga suhu ruang jamur tiram tetap terjaga.
• Olah kembali bila dalam pembuatan media mengalami kegagalan atau buang setengah media dan ganti media yang baru (ini dilakukan untuk mengurangi biaya penyusutan akibat kegagalan).
• Proses sterilisasi dan pengukusan berpengaruh besar dalam pembibitan.
• Hama yang menyerang media sebaiknya dipisahkan dari dalam kumbung jamur.
• Pemasaran untuk pemula, kemas jamur tiram dalam kantung 1 ons dan bisa dititipkan ke warung-warung. Ini untuk memancing pedagang untuk datang kerumah dan kita tinggal panen uang akan datang sendiri….Smart Solution!!!
d. Tepung Tapioka 5% (perbandingan bahan utama),bisa tepung jagung, Biji Milet, bisa juga Vitamin B kompleks. Hal ini tidak mutlak.
e. Gypsum1% (perbandingan bahan utama). Berfungsi hanya untuk memadatkan media agar tidak mudah hancur, ini juga tidak mutlak dipakai.
f. Air. Untuk mencapur kosentrat keseluruhan dengan perbandingan 34-35%.
Diluar dari bahan baku utama pembuatan media, bahan pendukung lain adalah Plastik tahan panas sebagai wadah capuran bahan baku bisa menggunakan ukuran 15 x 25 ; 17 x 30 ; 18 x 35 dengan ketebalan antara 0,3 – 0,5 atau bisa menggunakan jenis yang lainnya. Bibit Jamur Tiram, Ring pralon/bambu untuk jalan keluarnya jamur, karet dan kertas/kapas sebagai penutup ring, Stick stainless steel buat mengambil bakal koloni jamur tiram, Alkohol 70%, lampu spritus, Drum besar buat tempat pesturasi/pengukusan media dan mensterilkan dari penyakit, plastik penutup drum+perlengkapannya sehingga media bisa disusun rapi sampai 2,5 meter. Bisa juga dengan cara lain.
Jadi pada dasarnya pembuatan media siap semai ada 4 tahapan yang harus di tempuh :
a. Pengisian Bahan Baku ke kantung Media.
b. Pessturasi/dikukus selama 8-9 Jam kemudian didinginkan selama ± 8 Jam.
c. Pembibitan.
d. Inokulasi bibit, pertumbuhan bakal Mycelium selama ± 30 - 60 Hari.
Inokulasi Bibit/setelah diisi bibit.
Setelah semua proses diatas selesai, proses selanjutnya adalah masa perkembangan bakal mycelia-mycelia. Pertumbuhan mycelium akan terlihat 3 hari setelah pembibitan, yang ditandai dengan merambatnya bakal koloni bibit yang ditanam berwarna putih menyerupai rambatan akar putih. Hal ini berarti adanya pertumbuhan dalam media tersebut. Dalam proses inkubasi setelah pembibitan, sebenarnya pertumbuhan dan suhu yang diperlukan tidak kurang dari 22ºC dan tidak lebih dari 35 ºC. Dan penempatan media sebaiknya di tempat yang gelap/redup, jauh dari penyakit. Karena masa-masa pertumbuhan, ini benar-benar dimanja dan diperhatikan.
Akan tetapi bila rambatan bakal mycelium selama 2 minggu tidak menunjukan tanda-tanda rambatan semacam itu, maka di khawatirkan kegagalan dalam pertumbuhan mycelium.
Ada beberapa faktor kegagalan dalam pembibitan, diantaranya proses pengukusan yang panasnya tidak merata/kurang, adonan dan bahan baku yang tidak sesuai dengan kriteria, sterilisasi dalam pembibitan yang kurang terjaga.
Dari tanda-tanda media yang gagal, biasanya muncul jamur liar, perubahan warna media yang kehijauan dan bahkan hitam, muncul semacam lendir putih.
Media berhasil dan dikatakan oke, pertumbuhan mycelium makin hari makin merambat dan full mycelium. Setelah selah mycelium full atau minimal 80% – 100%, penutup kertas/kapas dilepas. Hal ini untuk merangsang oksigen masuk kedalam media dan sel-sel baru dari media agar cepat dan lekas tumbuh, dan setelah tumbuh ditandai munculnya koral-koral kecil menyerupai terumbu karang.
Perawatan
Munculnya jamur kecil semacam koral, perawatan relatif sedikit santai. Pertama suhu yang paling utama dijaga dan pertahankan 22-30 ºC, lakukan penyiraman pada lantai pagi dan sore atur kelembaban ruang 60 – 80%. Semprotkan ruang dengan pengembunan, bisa menggunakan spray kabut yang banyak dijual di toko pertanian. Lakukan penyemprotan dan penyiraman secara rutin Pagi dan Sore hari, terlebih bila cuaca/musim kemarau lebih ditingkatkan lagi. Bila waktu penghujan/musim dingin, kurangi sedikit penyiraman dan atur suhu ruang dengan buka/tutup vebtilasi. Bila tidak, jamur yang dihasilkan akan terlalu basah/kering. Hal ini kualitas jamur akan terlihat jelek dan mudah busuk.
Bersihkan akar dan sisa-sisa pemanenan, agar tidak mengganggu pertumbuhan jamur berikutnya. Jamur tiram ini sangat disukai beberapa hama, seperti Ulat, Semut, Kecoa dan binatang kecil lainnya. Solusinya, pisahkan media yang sudah terjangkit penyakit demikian. Bila dalam ruang terlampau banyak semut dll, usahakan kebersihan baglog terjaga. Alternatif terakhir, bila hama masih muncul lakukan penyemprotan dengan Kaporit yang dilarutkan dengan air atau alternatif yang paling akhir dengan pestisida (jangan terlalu berlebih, dan cuci jamur yang tersemprot) hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan manusia!!!
Kesimpulan
a. Dari berbagai Jamur yang ada di Indonesia, Jamur Tiram memiliki prospek yang cerah untuk Berbisnis. Dikarenakan jamur merupakan pangan yang tidak akan berhenti dan memiliki produk-produk olahan, tidak sebatas konsumsi jamur saja bisa di aplikasikan berupa olahan Jamur Tiram Bakwan, Bakso Jamur, Crispi, Pepes, Campuran mie/nasi goreng, Kripik dll.
b. Budidaya yang mudah dan menguntungkan, dan juga ikut serta dalam program pemerintah mengentaskan kemiskinan.
c. Cara praktis meraup keuntungan dan berwirausaha.
“…… lebih baik kita tidak digaji dari pada kita digaji, karena kalo tidak digaji sama dengan kita menjadi pengusaha yang Ekonomis dan tidak mengharap kenaikan, tunjangan dll. Tapi kita bisa memperkaya dan memperluas lahandan ladang-ladang Bisnis ……”
-Mario Teguh (gajiku bukan uangku)-
Tips dan Trik
• Lakukan sirkulasi dalam penggantian media, kasih selang 1 bulan biar hasil panen stabil.
• Berusahalah dan belajar terus dalam campuran media, untuk mengetahui bahan-bahan yang terbaik untuk Jamur Tiram anda dan memiliki kwalitas yang bagus.
• Penyiraman dan penyemprotan dilakukan rutin/tergantung iklim, sehingga suhu ruang jamur tiram tetap terjaga.
• Olah kembali bila dalam pembuatan media mengalami kegagalan atau buang setengah media dan ganti media yang baru (ini dilakukan untuk mengurangi biaya penyusutan akibat kegagalan).
• Proses sterilisasi dan pengukusan berpengaruh besar dalam pembibitan.
• Hama yang menyerang media sebaiknya dipisahkan dari dalam kumbung jamur.
• Pemasaran untuk pemula, kemas jamur tiram dalam kantung 1 ons dan bisa dititipkan ke warung-warung. Ini untuk memancing pedagang untuk datang kerumah dan kita tinggal panen uang akan datang sendiri….Smart Solution!!!
Untuk informasi lebih jelas mengenai langkah-langkah budidaya jamur tiram dalam bentuk power point, silahkan download disini atau hubungi di nomer 081327444566 (Dani H. Sagiri)
Terima Kasih.
0 komentar:
Posting Komentar