Gunung selalu memberikan kesejukan dan udara yang segar, tidak terkecuali Gunung Bromo di Probolinggo. Anda dapat menghirup segarnya udara di sana, serta melihat sunrise yang luar biasa indah.
Saya dan teman-teman Asrama saya yakni di Sunrise Pare, Kediri. tahun 2009 lalu kami melakukan perjalanan liburan ke Malang. Malang, sebuah kota yang terletak di provinsi Jawa Timur yang menurut saya bisa disebut sebagai Bandung-nya Jawa Timur.
Liburan ke Malang dan bosan bermain di air terjun, taman bermain, dll? Back to nature bisa menjadi salah satu alternatifnya. Bagi kamu yang senang mendaki gunung, rasanya kurang lengkap jika kamu belum merasakan sensasi melihat dan mendaki Gunung Bromo!
Kami sangat excited sekali untuk mengunjungi destinasi utama liburan kami, yaitu Gunung Bromo. Kami berangkat sekitar pukul 23.30 WIB. Dalam perjalanan menggunakan mobil tersebut, kami semua tertidur pulas untuk menyimpan energi keesokan harinya. Kalau kamu termasuk orang yang gampang mual, sebaiknya persiapkan permen mint atau obat, karena jalan yang berkelok-kelok dan panjang bisa membuat kita cepat merasa mual.
Kami tiba pukul 01.30, dan beristirahat sejenak selama beberapa jam di sebuah rumah di kawasan Tosari. Untung saja kami sudah mempersiapkan jaket tebal, syal, penutup kepala, sarung tangan, kaos kaki tebal, dan sepatu, karena udara di Bromo memang sangat dingin.
Tepat pukul 03.00 WIB kami segera berangkat, menggunakan mobil jeep yang kami sewa menuju tempat untuk melihat sunrise. Mobil pribadi memang dilarang untuk masuk ke wilayah Bromo, karena adanya peraturan dari Pemda setempat. Kita tidak perlu khawatir saat naik mobil jeep sewaan ini, karena sang pengemudi sudah sangat profesional dan mengerti betul seluk beluk daerah Bromo.
Udara di Bromo yang dingin, membuat saya agak susah untuk mengatur nafas. Sehingga tak jarang saya menghirup nafas, tidak lagi menggunakan hidung, namun menggunakan mulut. Saya melihat udara yang keluar dari mulut saya seperti asap, saking dinginnya. Sesampainya kami disana, ternyata sudah banyak orang yang berkumpul dengan tujuan yang sama, yaitu untuk melihat sunrise.
Yup, bahkan untuk melihat sunrise saja kami harus berdesak-desakan dengan pengunjung lainnya, yang terdiri dari pengunjung lokal maupun pengunjung dari luar negeri. Satu sama lain saling berusaha untuk mendapatkan posisi wuenak, agar dapat melihat sunrise dengan sempurna.
Menit demi menit berlalu, dan matahari pun perlahan muncul. Semua orang mulai siap dengan kameranya masing-masing, bersiap membidik peristiwa yang indah ini. Semua orang semangat untuk menikmati indahnya sunrise di Gunung Bromo. Ternyata saat matahari mulai terbit, kita dapat melihat Gunung Semeru dan Gunung Batok yang berderet dengan indahnya. Awesome!
Selesai melihat sunrise, kami segera mencari spot yang bagus untuk menjadi incaran kenarsisan kami. Sebenarnya saya kurang suka bepergian ke destinasi semacam pegunungan, karena menurut saya cukup merepotkan dengan segala macam atributnya, seperti jaketnya yang tebal, penutup kepala, sarung tangan, kaos kaki, syal, dan lain-lain. Namun ternyata rasanya tidak buruk, dengan disuguhkannya pemandangan yang so beautiful! Bagi kamu yang berniat untuk mengunjungi Bromo, saya sarankan barang-barang yang saya sebutkan tersebut jangan lupa dibawa, karena kalau tidak mungkin kamu akan mati kedinginan. Tapi sungguh dingin banget! Dan saya harus bersumpah kembali, karena view disana amat sangat bagus sekali. View yang disajikan adalah pemandangan berupa Gunung Semeru dan Gunung Batok berderet yang sedikit diselimuti kabut. Kami terus bernarsis-narsis ria, tak peduli walaupun harus bergantian spot untuk berfoto dengan pengunjung yang lainnya.
Setelah melihat sunrise yang indah itu, pukul 07.00 kami beranjak turun dan segera pergi ke tempat selanjutnya, yaitu ke Bukit Cinta. Disini kami juga disuguhkan pemandangan Gunung Semeru dan Gunung Batok. Setelah Bukit Cinta, kami bergegas menuju savanna, pasir berbisik, bukit teletubbies, dan puncak Gunung Bromo. Siapkan masker saat berada di tempat-tempat ini, untuk menghindari debu yang cukup mengganggu selama perjalanan berlangsung.
Padang pasir di Bromo merupakan lokasi pembuatan film "Gadis Berkalung Sorban" dan "Pasir Berbisik." Padang pasir ini disebut padang Pasir Berbisik, karena jika ada angin datang, angin tersebut akan mengeluarkan suara seperti bisikan. Berbeda saat berada di Bromo, disini udara mulai terasa lebih hangat.
Pernah menonton Teletubbies, kan? Nah, tidak banyak orang yang tahu kalau di daerah Bromo terdapat bukit yang mirip dengan bukit Teletubbies. Dulu ini namanya bukit savanna. Namun, semenjak ada bukit Teletubbies, maka orang-orang pun menyebutnya dengan bukit Teletubbies. Bukit ini berupa padang rumput yang luas dan terletak tepat di belakang Gunung Bromo. Kebersihan bukit ini amat sangat dijaga, sehingga kita tidak akan menemukan sampah yang berserakan. Love it!
Untuk mencapai Gunung Bromo sendiri ada dua pilihan, yaitu naik kuda atau berjalan kaki. Tarif untuk naik kuda yaitu sekitar Rp 150.000 (naik-turun) dan masih bisa ditawar loh! Setelah berjalan atau naik kuda sampai mulut tangga, kita akan melewati 150-250 anak tangga menuju puncak Gunung Bromo, untuk melihat kawah yang indah di dalamnya. Bagi kamu yang senang mendaki gunung, Gunung Bromo such a recommended place!
0 komentar:
Posting Komentar