Banyak orang awam melontarkan pertanyaan kepada mahasiswa atau pelajar yang fokus mempelajari perminyakan,seperti “Mau jadi bakul minyak yah?” ; “Mau punya SPBU dimana?”; “Ntar kalo jualan minyak kasih harga yang murah yah?”; dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit mahasiswa, yang notabene seharusnya memiliki pengetahuan, menanyakan bahkan mungkin sedikit memberikan kesan mengejek kepada mahasiswa teknik perminyakan. Padahal disadari atau tidak, mereka yang bertanya atau mungkin sedikit mengejek,
menikmati hasil kerja orang-orang yang bekerja di dunia perminyakan. Mereka yang dulunya memakai sepeda ontel sekarang memakai bahan bakar bensin untuk kendaraan mereka. Mereka yang dulunya memasak dengan pawon atau minyak tanah sekarang memakai bahan bakar LPG untuk memasak. Dan sekarang mereka bahkan tidak bisa lepas dari barang dagangan orang perminyakan
Permasalahan yang sering dikeluhkan masyarakat sangat terasa ketika terjadi kenaikan harga BBM. Atau saat terjadi kelangkaan BBM. Kesan yang ditimbulkan adalah ketidaktahuan masyarakat terhadap BBM atau sesuatu yang mereka konsumsi. Bahkan tidak sedikit yang tidak menyadari bahwa BBM adalah salah satu hasil produksi minyak bumi yang telah diolah. Dan tentunya minyak bumi adalah sesuatu yang tidak bisa diperbaharui. Dimana minyak bumi berasal dari materi organik yang terakumulasi di dalam permukaan tanah (batuan reservoir). Dan ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Dan hal ini tidak seimbang dengan pertumbuhan masyarakat yang pesat dan sifat konsumtif masyarakat yang besar terhadap hasil olahan minyak bumi.
Para pelaku yang memberdayakan minyak bumi di Indonesia adalah oil company dan oil service. Oil Company adalah perusahaan yang memiliki blok Migas tersebar di Seluruh Indonesia, selain itu mereka juga yang memproduksi, mengolahnya sampai menjualnya untuk konsumsi BBM dalam Negeri maupun luar Negeri, Namun biasanya Oil Company tidak memiliki alat-alat untuk melakukan Proses pengambilan Minyak, Sehingga Oil Company membayar Oil Services ( kontraktor) untuk mengerjakan di Blok Migasnya tersebut. Contoh Oil Company di Indonesia : Pertamina, Medco, Total, Chevron, Petrochina, Petronas. Oil Services : Elnusa , Fugro, Seascape, Saripari, Kalmarine, EGS, Pageo. Eksplorasi dan eksploitasi dilakukan oleh oil company dengan bantuan oil service. Dan semua itu dilakukan secara profesional, dimana aspek keekonomisan sangat diperhitungkan. Karena dalam hal ini menyangkut jutaan dolar. Dan dalam hal pemasaran, oil company sangat memperhitungkan terhadap produk olahan minyak bumi yang mereka dapat. Seperti PT PERTAMINA, yang menghasilkan banyak produk seperti BBM (Bahan Bakar Minyak), BBK (Bahan Bakar Khusus), non BBM (Aspal, Pelumas), Gas (LPG, BBG), Petrokimia, dan sebagainya.
Ketidaktahuan mayarakat terhadap itu semua perlu menjadi bahan kajian tersendiri. Bahwa produksi BBM atau salah satu hasil olahan minyak bumi, membutuhkan biaya jutaan dolar. Dan sifat konsumtif masyarakat, yang tidak disadari pula menimbulkan permasalahan besar. Seperti kerusakan bumi. Bayangkan saja, di Indonesia pengguna kendaraan bermotor meningkat tajam pastinya kebutuhan akan BBM juga meningkat. Sedangkan asap dari kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab kerusakan lapisan ozon di bumi. Belum lagi terhadap kesehatan. Penelitian menunjukan bahwa asap kendaraan mengakibatkan banyak penyakit. Seperti kerusakan otak, gangguan pernafasan, penyakit mental (Agresif dan gelisah). Dan bahkan setelah diteliti, asap kendaraan mengandung 1000 jenis racun. Lebih parahnya, hal ini tidak ditunjang dengan jumlah pepohonan yang padahal dapat meminimalisir bahaya asap kendaraan. Pemandangan kota indah oleh bangunan-bangunan yang megah, namun pepohonan berada jauh dari pusat kota. Dapat dibayangkan jika keadaan ini terus berlangsung. Bagaimana nasib bumi yang kita huni ini?? Bagaimana nasib penerus kita yang ditinggal berbagai penyakit yang membahayakan??. Bahkan sekarang ini muncul konspirasi dunia yang mengatasnamakan ladang minyak sebagai alasan untuk merebut sebuah Negara.
Perlu tindakan yang nyata dalam mengatasi permasalahan di atas. Pemanfaatan produk perminyakan perlu dilihat secara fungsional, bukan secara praktis. Kita perlu memikirkan untuk kembali untuk menggunakan sepeda untuk bepergian di wilayah yang dapat dijangkau. Kita perlu kembali memanfaatkan kendaraan umum. Satu kendaraan umum dapat mengurangi 9 hingga 10 asap kendaraan dari kendaraan pribadi. Kita perlu berpikir kembali untuk melakukan penanaman di halaman rumah kita. Tidak hanya ditanam bangunan pagar yang kokoh.
0 komentar:
Posting Komentar